Jumat, 20 Februari 2015

Pengertian dan Klasifikasi Iklim

Iklim merupakan keadaan rata-rata udara dalam jangka yang relatif lama. Iklim di bumi telah digolongkan oleh para ahli berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Berikut ini beberapa klasifikasi iklim di bumi.
1. Iklim Matahari
Pembagian iklim matahari didasarkan pada letak lintang. Garis lintang tersebut sebagai dasar distribusi penentuan banyak dan sedikitnya sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi. Jumlah sinar matahari makin sedikit jika makin tinggi derajat lintang suatu tempat. Menurut teori, makin jauh dari khatulistiwa, makin besar sudut datang sinar matahari. Hal ini mengakibatkan makin sedikit jumlah sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi.
Berdasarkan letak lintang dan peredaran matahari dalam setahun, iklim dapat dibedakan menjadi empat daerah iklim, yaitu daerah tropis, subtropis, sedang, dan kutub.
a. Daerah tropis, terletak antara 23,5° LU sampai 23,5° LS.
b. Daerah subtropis, terletak antara 23,5° LU sampai 40° LU dan 23,5° LS sampai 40° LS.
c. Daerah sedang, terletak antara 40° LU sampai 66,5° LU dan 40° LS sampai 66,5° LS.
d. Daerah kutub, terletak antara 66,5° LU sampai 90° LU dan 66,5° LS sampai 90° LS.

2. Iklim Junghuhn
Permukaan bumi memiliki ketinggian yang tidak sama antara satu tempat dengan tempat lain. Perbedaan tinggi rendah permukaan bumi disebut relief. Kondisi relief yang berbeda, menurut para ahli dapat memengaruhi persebaran iklim. Salah satunya adalah klasifikasi yang diuraikan oleh Junghuhn.
Junghuhn membagi iklim di permukaan bumi berdasarkan ketinggian tempat. Ketinggian tempat berkorelasi secara langsung dengan suhu. Dari perbedaan ketinggian tempat tersebut dapat ditentukan pembagian daerah iklim. Berikut daerah pembagian iklim menurut Junghuhn.
a. Daerah panas
Tinggi tempat antara 0 - 600 m dari permukaan laut dengan suhu 22° - 26,3°C. Tanaman di daerah panas, seperti padi, jagung, kopi, tembakau, tebu, karet, kelapa, dan cokelat.
b. Daerah sedang
Tinggi tempat 600 - 1.500 m dari permukaan laut dengan suhu 17,1° - 22°C. Tanaman di daerah dingin, seperti padi, tembakau, teh, kopi, cokelat, kina, dan sayur-sayuran.
c. Daerah sejuk
Tinggi tempat 1.500 - 2.500 m dari permukaan laut dengan suhu 11,1° - 17,1°C. Tanaman di daerah sejuk, seperti teh, kopi, kina, dan sayur-sayuran.
d. Daerah dingin
Tinggi tempat lebih dari 2.500 m dari permukaan laut dengan suhu 6,2° - 11,1°C. Di daerah iklim dingin tidak ada tanaman budidaya.

3. Iklim Koppen
Klasifikasi iklim koppen merupakan sistem klasifikasi yang paling banyak digunakan. Klasifikasi iklim ini dikembangkan oleh Wladimir Koppen. Koppen membuat klasifikasi iklim berdasarkan perbedaan suhu dan curah hujan, baik bulanan maupun tahunan. Koppen membagi iklim menjadi lima kelompok iklim. Kelima kelompok iklim ini dilambangkan dengan lima huruf besar seperti dirumuskan berikut ini.
a. Iklim A, adalah tipe iklim hujan tropik (tropical rainy climates).
b. Iklim B, adalah tipe iklim kering (dry climates).
c. Iklim C, adalah tipe iklim hujan suhu sedang (warm temperate rainy climates).
d. Iklim D, adalah tipe iklim hutan bersalju dingin (cold snowy forest climates).
e. Iklim E, adalah tipe iklim kutub (polar climates).

4. Iklim Schmidt dan Ferguson
Schmidt dan Ferguson melakukan pengklasifikasian iklim berdasar pada perbandingan bulan basah dan bulan kering. Bulan basah adalah bulan dengan curah hujan lebih dari 100 mm. Bulan kering adalah bulan dengan curah hujan kurang dari 60 mm. Antara bulan basah dan bulan kering terdapat bulan lembab yang memiliki daerah hujan antara 60-100 mm.
Pengklasifikasian iklim Schmidt dan Ferguson dilakukan dengan mengetahui terlebih dahulu nilai rasio Q. Nilai rasio Q merupakan perbandingan antara jumlah rata-rata bulan kering dan rata-rata bulan basah.

5. Iklim Menurut Oldeman
Klasifikasi iklim Oldeman digunakan terutama untuk keperluan pertanian di Indonesia. Hal tersebut dikaitkan dengan sistem pertanian untuk daerah-daerah tertentu. Dalam pembagian iklim ini, Oldeman menitikberatkan pada banyaknya bulan basah dan bulan kering secara berturut-turut. Penggolongan iklimnya lebih dikenal dengan sebutan zona agroklimat.   
Zona agroklimat utama dibagi menjadi 5 subdivisi. Tiap-tiap subdivisi terdiri dari bulan kering yang berurutan dihubungkan dengan masa tanam tanaman padi dan palawija.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar