Otot memendek jika sedang berkontraksi dan memanjang jika berelaksasi.
Kontraksi otot terjadi jika otot sedang melakukan kegiatan, sedangkan
relaksasi otot terjadi jika otot sedang beristirahat.
Kerja otot ada
yang bersifat antagonis dan ada yang sinergis. Berdasarkan gerakan yang
dihasilkan waktu berkontraksi macam otot dibedakan menjadi:
1. Otot adduktor
2. Otot fleksor
3. Otot ekstensor
4. Otot depresor
5. Otot elevator
6. Otot supinator
7. Otot pronator
Menurut perlekatannya otot dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Ongo, yaitu ujung otot yang melekat pada tulang-tulang dan ketika timbul gerak pada posisi tetap atau sedikit gerak
2. lnsersi, yaitu ujung otot yang melekat pada tulang yang mengalami gerak
Mekanisme gerak pada vertebrata
Kontraksi
otot yang disebut model sliding filamen, model ini menyatakan bahwa
kontraksi didasarkan adanya dua set filamen di dalam sel otot kontraktif
yang berupa filamen aktin dan filamen miosin.
Gerak pada vertebrata
didukung oleh tulang dan otot. Gerak otot skeleton dikendalikan oleh
saraf sadar, sehingga gerakannya pun merupakan gerakan sadar, sedangkan
gerak otot polos dan otot jantung dikendalikan oleh saraf tak sadar.
Kontraksi otot skelet merupakan mekanisme gesekan (luncuran) filamen
otot yang susunan kimianya terdiri atas molekul protein jenis aktin dan
miosin. Struktur aktin yang tipis dan miosin merupakan struktur yang
agak tebal dihubungkan oleh struktur berung, seperti jembatan.
Adanya
kontraksi otot akan menimbulkan gerakan. Asetilkolin yang peka terhadap
rangsangan, jika terkena rangsangan pada otot akan segera bereaksi.
Asetilkolin yang lepas membebaskan ion Ca2+ yang ada di antara sel otot.
Kalsium masuk ke dalam otot mengangkut tropinion dan tropomisin ke
aktin yang mengakibatkan posisi aktin berubah, sehingga mempengaruhi
filamen penghubung. Tertariknya aktin akan membentuk aktomiosin, maka
berung (sel) memendek dan menyebabkan lepasnya perlekatan aktin dan
miosin, sehingga terjadi relaksasi otot.
Energi untuk kontraksi otot diperoleh dari proses perubahan ATP menjadi ADP dan ADP menjadi AMP atau penguraian kreatin fosfat.
Energi
yang terbebas untuk mengikatkan senyawa fosfat dengan aktomiosin
fosfat. Aktomiosin fosfat inilah yang mampu berkontraksi. Penguraian ATP
dan kreatin fosfat pada saat otot berkontraksi bersifat anaerob. Jika
ATP dan kreatin fosfat habis terurai segera dibentuk lagi, sebagai
bahannya adalah ADP, kreatin dan fosfat. Energi yang digunakan berasal
dari oksidasi zat makanan dalam otot, sehingga terjadi glikolisis.
Gangguan pada sistem gerak
Gangguan
pada rangka dapat disebabkan oleh berbagai hal, misalnya akibat
infeksi, susunan tulang, defisiensi dan kebiasaan yang buruk.
Although
modified many times over the ensuring decades, the essential concept of
value investing remains unchanged: The shares of any sound company –
even a boring, slow-growing business – are a fine investment if bought
at a cheap enough price.
Charles Brandes
Tidak ada komentar:
Posting Komentar