Membaca QS. Surat At-Tiin
wattiini wazzaytuun(i)(1) wathuuri siiniin(a)(2) Wahaa-dzal-baladil-amiin(i)(3)
laqad khalaqnal-insaana fii ahsani taqwiim(in)(4)
tsumma radadnaahu asfala saafiliin(a)(5) illalladziina aamanuu
wa’amilush-shaalihaati falahum ajrun ghayru mamnuun(in)(6) famaa
yukadz-dzibuka ba’du bid-diin(i)(7) alaysallaahu bi-ahkami
alhaakimiin(a)(8)
1
|
وَالزَّيْـتُوْنِ
|
وَالتِّـيْنِ
|
dan (buah) Zaitun
|
Demi (buah) Tin
|
|
artinya:”Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun” (1)
|
Sedangkan “Zaitun” adalah sejenis tumbuhan yang banyak tumbuh di sekitar Laut Tengah, pohonnya berwarna hijau, buahnya pun berwarna hijau, namun ada pula yang berwarna hitam pekat, bentuknya seperti anggur, dapat dijadikan asinan dan minyak yang sangat jernih. Zaitun adalah tumbuhan yang banyak manfaatnya.
Tidak semua ahli tafsir sependapat bahwa yang dimaksud ”Tin dan Zaitun” adalah nama buah sebagaimana dijelaskan di atas. Ada juga yang berpendapat bahwa ‘Tin’ adalah nama bukit tempat Nabi Ibrahim a.s. menerima wahyu, sedangkan ‘Zaitun’ adalah nama bukit di dekat Yerusalem tempat Nabi Isa menerima wahyu. Jadi ‘Tin’ dan ‘Zaitun’ adalah dua tempat yang dianggap bersejarah, karena di tempat itulah Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Isa a.s. menerima wahyu.
2
|
سِيْـنِيْنَ
|
وَطُوْرِ
|
Sinai
|
dan bukit
|
|
artinya:”dan demi bukit Sinai” (2)
|
3
|
الأَمِيْنِ
|
الْبَلَد
|
وَهَذا
|
yang aman
|
negeri (kota)
|
dan ini
|
|
artinya:”dan demi kota (Mekah) ini yang aman” (3)
|
Dengan ayat-ayat (ayat 1-4) di atas Allah swt. bersumpah dengan empat tempat penting, yaitu Tin, Tursina (bukit Sinai), Zaitun, dan Baladil Amin (kota Mekah), dimana pada empat tempat tersebut Nabi Ibrahim as., Musa as., Isa as., dan Muhammad saw. menerima wahyu untuk memberikan bimbingan dan pencerahan hidup pada umat manusia. Bimbingan yang diberikan para nabi dan rasul ditujukan untuk menjaga agar manusia tetap berada dalam kemuliaannya karena manusia adalah makhluk yang diciptakan Allah swt. dalam bentuk yang terbaik.
4
|
تَقْوِيْمٍ
|
أَحْسَنِ
|
فِيْ
|
الإِنْسَانَ
|
خَلَقْنَا
|
لَقَدْ
|
Bentuk (kejadian)
|
sebaik-baik
|
dalam
|
manusia
|
kami telah menciptakan
|
Sesungguh nya
|
|
artinya:”sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk
yang sebaik-baiknya” (4)
|
5
|
سَافِلِيْنَ
|
أَسْفَلَ
|
رَدَدْنَاهُ
|
ثُمَّ
|
tempat yang rendah
|
Lebih rendah/paling rendah
|
Kami kembalikan dia
|
kemudian
|
|
artinya:”Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka)” (5)
|
Kalau binatang menghalalkan segala cara untuk memenuhi kebutuhan perut dan syahwat biologisnya, kita tidak bisa mengategorikannya sebagai perbuatan hina, karena binatang tidak diberi akal dan nurani. Namun, kalau manusia melakukan hal yang sama seperti binatang, kita mengategorikannya sebagai perbuatan hina karena manusia diberi akal dan nurani untuk mengontrol perbuatannya. Nah, kalau kita tidak pernah menggunakan akal sehat dan nurani untuk mengarungi kehidupan, berarti derajat manusia jatuh yang serendah-rendahnya.
فَلَهُمْ
|
الصَّالِحَاتِ
|
وَعَمِلُوا
|
آمَنُوْا
|
الََّذِيْنَ
|
إِلا
|
maka bagi mereka
|
Kebajikan/ soleh
|
dan mereka berbuat/beramal
|
beriman
|
orang-orang yang
|
kecuali
|
6
|
مَمْـنُوْنٍ
|
غَيْرُ
|
أَجْرٌ
|
||
terputus
|
bukan/tidak
|
pahala
|
|||
artinya:”kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh;maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya” (6)
|
Amal soleh adalah segala perbuatan yang berguna bagi diri pribadi, keluarga, kelompok, dan manusia secara keseluruhan. Maka bagi orang-orang yang mengisi hidupnya dengan iman dan karya (amal saleh), bagi mereka “ajrun ghairu mamnun” (pahala yang tiada putus).
7
|
بِالدِّيْنِ
|
بَعْدُ
|
يُكَذِّبُكَ
|
فَمَا
|
hari pembalasan
|
sesudah
|
mendustakanmu
|
maka apakah
|
|
artinya:”Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan (hari) pembalasan sesudah (adanya keterangan-keterangan) itu?” (7)
|
8
|
الْحَاكِمِيْنَ
|
بِأَحْكَمِ
|
اللَّهُ
|
أَلَيْسَ
|
hakim
|
Lebih bijaksana/seadil-adilnya
|
Allah
|
bukankah
|
|
artinya:”Bukankah Allah hakim yang seadil-adilnya?”(8)
|
Surat ini kemudian ditutup dengan kalimat bertanya yang bertujuan agar manusia mau berpikir.
Seolah ayat ini mengatakan, “Pikirkanlah wahai manusia, hanya Allah swt. Hakim yang Maha Adil dan Maha Mengetahui kebutuhan kamu. Oleh sebab itu hanya aturan-aturan-Nya yang bisa memenuhi kebutuhanmu!”
Semoga kita menjadi orang-orang yang dapat menjaga kemuliaan yang Allah berikan dengan selalu meningkatkan iman dan mengerjakan amal saleh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar