Bukti tentang adanya kerajaan ini diperoleh dari tujuh buah tugu batu
bertulis atau prasasti yang disebut yupa. Batu bertulis ini memakai
bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa. Prasasti tersebut berangka tahun 400
M. Perkiraan tahun tersebut diperoleh berdasarkan perbandingan dengan
huruf sejenis dan seusia yang ditemukan di India. Bahasa, huruf, dan isi
tulisannya menunjukkan bahwa pengaruh India sangat dominan. Namun,
ditulisnya berita tersebut dalam yupa menunjukkan adanya penggunaan
budaya setempat. Tradisi membuat menhir atau tugu batu merupakan
kebudayaan Indonesia asli.
Pada salah satu yupa, ditemukan berita sebagai berikut.
"Sang
Maharaja Kundungga yang amat mulia mempunyai putra yang masyhur bernama
Aswawarman: (Dia) mempunyai tiga orang putra yang seperti api, yang
terkemuka di antara ketiga putranya adalah Sang Mulawarman, raja yang
besar, yang berbudi baik, kuat, dan kuasa yang telah mengadakan upacara
korban emas yang amat banyak dan untuk memperingati upacara korban
itulah tugu ini didirikan para pendeta"
Dari prasasti atau yupa
Kutei tersebut dapat kamu ketahui bahwa sedikitnya ada tiga generasi
dalam satu keturunan yang pernah memerintah di kerajaan Kutei. Dimulai
dari pemerintahan Kundungga, kemudian dilanjutkan oleh Aswawarman dan
kemudian Mulawarman.
A parent company that owns a subsidiary with
superb long-term economics will not sell the company’s ‘crown jewel’.
Yet this same CEO will impulsively sell stocks in his personal portfolio
with little more logic than ‘You can’t go broke taking a profit’. In
our view what makes sense in business also makes sense in stocks. An
investor should ordinarily hold a small piece of an outstanding business
with the same tenacity that an owner would exhibit if he owned all of
that business.
Warren Buffett
Tidak ada komentar:
Posting Komentar