1) Halal Bihalal
Adat-istiadat dan tradisi dapat dilihat pada
upacara-upacara ritual yang memadukan tradisi setempat dengan kebudayaan
Islam. Misalnya, Hari Raya Idul Fitri yang merupakan hari suci umat
Islam dirayakan di Indonesia dengan sangat meriah, ditandai dengan acara
silaturahmi antarkeluarga dari tetangga. Masyarakat Indonesia melakukan
halal-bilhalal atau saling memaafkan pada hari raya tersebut. Tradisi
seperti ini hanya dikenal di Indonesia. Bangsa Indonesia yang terbuka
terhadap pengaruh asing dan menghormati perbedaan pendapat selalu
memanfaatkan acara Idul Fitri sebagai kesempatan untuk saling terbuka
maaf-memaafkan. Tradisi yang sudah dirintis sejak zamam
kesultanan-kesultanan Islam tersebut terus dipelihara sampai sekarang.
Tradisi
mohon restu dan maaf kepada orang tua sering direalisasikan dalam
lingkungan alam budayanya. Kesempatan berlebaran dan bersilaturahmi
dalam lingkungan yang lebih dekat dengan suasana budaya setempat
merupakan ciri kebudayaan Islam di Indonesia.
2) Mudik Lebaran
Realisasi
dari gagasan tersebut adalah merayakan Idul Fitri harus dalam suasana
yang lebih dekat dengan orang tua atau nenek moyang. Seluruh anggota
keluarga biasanya berkumpul bersama dalam acara tersebut. Jadi, pada
hari tersebut, anggota keluarga yang tinggal jauh dari orang tua merasa
berkewajiban untuk mengunjungi orang tua dan kampung halaman tempat
nenek moyangnya tinggal. Maka, muncullah tradisi mudik Lebaran pada kaum
migran yang tinggal di kota.
3) Berziarah
Rasa hormat
terhadap orang tua dan nenek moyang masyarakat Islam Indonesia ditandai
dengan tradisi berziarah mengunjungi makam. Tradisi seperti ini terutama
dilakukan pada hari-hari besar Islam seperti Idul Fitri. Kunjungan ke
makam tersebut dilakukan dengan berbagai tujuan. Ada orang yang hanya
ingin berziarah dan mendoakan arwah orang yang telah meninggal, ada juga
yang memohon restu dan berkah atau "didoakan" oleh arwah yang telah
meninggal. Tradisi ini dipengaruhi oleh kebudayaan Indonesia lama dan
kebudayaan Hindu-Budha berupa tradisi pemujaan terhadap arwah nenek
moyang.
Di antara makam yang paling banyak dikunjungi pada hari raya
Islam adalah makam orang yang memiliki keahlian, kesaksian, atau orang
yang telah berjasa terhadap pengikutnya.
We diversify
substantially less than most investment operations. We might invest up
to 40% of our net worth in a single security under conditions coupling
an extremely high probability that our facts and our reasoning are
correct with a very low probability that anything could drastically
change the underlying value of the investment.
Warren Buffett
Tidak ada komentar:
Posting Komentar