Jumat, 20 Februari 2015

Akulturasi dalam Bidang Bahasa

Pengaruh bahasa Sansekerta dan penggunaan huruf Pallawa cukup besar dalam membentuk kepandaian bangsa Indonesia dalam hal melek huruf (literate). Dengan bahasa dan huruf dari India tersebut, bangsa Indonesia memasuki zaman sejarah, suatu zaman ketika bangsa pendukungnya telah menggunakan tulisan dan meninggalkan bukti-bukti tertulis sebagai hasil peradabannya. Dengan adanya kepandaian menulis, bangsa Indonesia mampu menceritakan pengalaman zamannya sehingga diketahui oleh generasi berikutnya.
Berkat pengaruh kebudayaan dari India peradaban Indonesia lama telah meninggalkan bukti-bukti tertulis berupa prasasti atau batu bertulis, seperti, Prasasti Kutei atau Prasasti Mulawarman (abad ke-4) di Kalimantan Timur, Prasasti Ciaruteun atau Prasasti Purnawarman (abad ke-5) di Jawa Barat, Prasasti Canggal atau Prasasti Sanjaya di Jawa Tengah (abad ke-8), dan Prasasti¬prasasti lainnya yang tersebar di Jawa dan Sumatra.
Walaupun bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa berpengaruh terhadap perkembangan bahasa, tulisan dan seni sastra di Indonesia, bahasa tersebut tidak pernah menjadi bahasa utama yang digunakan oleh kerajaan lama di Indonesia. Tidak ditemukan bukti-bukti tertulis yang mendukung penggunaan bahasa Sanskerta sebagai bahasa pengantar dalam pergaulan antarsuku bangsa Indonesia. Bahasa tersebut kemungkinan banyak dipergunakan dalam lingkungan keraton atau istana dalam pergaulan internasional, terutama dengan bangsa-bangsa di Asia Tenggara dan Selatan (India).
Tampaknya, sebagian besar suku bangsa Indonesia tetap mengunakan bahasa lokal dalam pergaulan sehari-hari di antara mereka. Namun, harus diakui bahwa pengaruh bahasa Sanskerta terhadap perbendaharaan kata bahasa daerah dan Bahasa Malayu (kelak menjadi Bahasa Indonesia) cukup besar. Bahasa tersebut mendapat kedudukan terhormat dalam perkembangan bahasa-bahasa di Indonesia.
Kita sering tidak menyadari bahwa banyak kata yang kita gunakan sehari-hari berasal dari bahasa Sanskerta, seperti pancasila, eka, dasadarma, agama, gralm, zvanita, suka duka, ditulis oleh para pujangga. Meskipun kata kakawin berasal dari bahasa Sanskerta, isinya tidak selalu mencerminkan kebudayaan Hindu India tetapi juga budaya setempat di Jawa. Beberapa karya kakawin yang ditulis pujangga Indonesia antara lain:
1. Arjunawiwaha karya Mpu Kanwa yang ditulis pada masa pemerintahan Raja Airlangga abad ke-11 M.
2. Rharatayudha karya Mpu Sedah dan Mpu Panuluh, ditulis pada masa pemerintahan Raja Jayabaya abad ke-12 M, merupakan gubahan dari Mahabharata.
3. Negarakertagama karya Mpu Prapanca yang ditulis pada abad ke-14 M pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk dari Majapahit.
Ketiga contoh kakawin tersebut merupakan saduran atau pengembangan dari hasil karya sastra India. Ketiga kakawin tersebut menggunakan bahasa Jawa Kuno yang oleh pujangganya dianggap mampu mengekspresikan kebudayaan Jawa yang sebenarnya.

On balance, value investing is easier than other forms of investing. It is not necessary to spend eight hours a day glued to a screen trading frenetically in and out of stocks.
Christopher Browne

Tidak ada komentar:

Posting Komentar