Darah
Medium transpor dari sistem sirkulasi
adalah darah. Darah tidak hanya mengangkut oksigen dan karbondioksida ke dan
dari jaringan-jaringan dan paru-paru. Tetapi juga mengangkut bahan lainnya ke
seluruh tubuh. Hal ini meliputi molekul-molekul makanan (seperti gula, asam
amino) limbah metabolisme (seperti urea), ion-ion dari macam-macam garam (seperti
Na+, Ca++,Cl–, HCO3–), dan hormon-hormon. Darah juga berfungsi mengedarkan
panas dalam tubuh. Selain itu, darah memainkan peranan aktif dalam memerangi
bibit penyakit. Darah yang terdapat di dalam tubuh kira-kira 8% bobot tubuh.
Jadi, seorang laki-laki dengan bobot badan 70 kg mempunyai volume darah
kira-kira 5,4 liter.
Darah manusia terdiri atas dua komponen,
yaitu sel-sel darah yang berbentuk padatan dan plasma darah yang berbentuk
cairan. Jika darah disentrifugasi, maka darah akan terbagi menjadi beberapa
bagian. Bagian paling bawah adalah sel-sel darah merah, lapisan di atasnya
adalah lapisan berwarna kuning yang berisi sel-sel darah putih. Sedangkan,
lapisan paling atas adalah plasma darah.
a. Sel-sel darah
Sel-sel darah dapat dibagi menjadi tiga
macam, yaitu sel darah merah, sel darah putih, dan keping-keping darah. Sel-sel
darah ini cukup besar sehingga dapat diamati dengan mikroskop biasa.
1)
Sel darah merah (eritrosit)
Dari ketiga macam sel darah, sel darah
merah mempunyai jumlah terbanyak. Pada wanita normal mempunyai kira-kira 4,5
juta sel darah merah dalam setiap mm³ darah. Sedangkan, pada laki-laki normal
sekitar 5 juta sel darah merah setiap mm³. Selain itu, jumlah sel darah merah
juga dipengaruhi oleh ketinggian tempat seseorang hidup dan kesehatan
seseorang. Sel-sel darah merah mempunyai bentuk cakram bikonkaf dengan diameter
7,5 μm, ketebalan 2 μm, dan tidak berinti sel.
Bentuk bikonkaf ini mempercepat
pertukaran gas-gas antara sel-sel dan plasma darah. Sel darah merah dibentuk
dalam tulang-tulang rusuk, tulang dada, dan tulang belakang. Eritrosit memiliki
pigmen respirasi, yaitu hemoglobin yang berperan mengikat oksigen sehingga
membentuk oksihemoglobin (HbO2). Jangka hidup sel-sel darah merah kira-kira 120
hari. Sel-sel darah merah yang telah tua akan ditelan oleh sel-sel fagostik
dalam hati. Sebagian besar besi dari hemoglobin digunakan kembali. Sedangkan,
sisa dari molekul hemoglobin yang dipecah menjadi pigmen empedu yang
diekskresikan oleh hati ke dalam empedu.
2)
Sel darah putih (leukosit)
Sel darah putih mempunyai satu inti sel
dan berbentuk tidak tetap. Fungsi umum dari sel darah putih adalah melindungi
tubuh dari infeksi. Umur leukosit dalam sistem peredaran darah adalah 12 - 13
hari. Berdasarkan granula yang dikandung sitoplasma, sel darah putih dapat
dibedakan menjadi sel darah putih bergranula (granulosit) dan sel darah putih
yang tidak bergranula (agranulosit). Leukosit yang bergranula, contohnya
eusinofil (2 - 4 %), basofil (0,5 - 1 %), dan neutrofil (60 - 70 %). Sedangkan,
leukosit yang tidak bergranula, contohnya limfosit (20 - 25 %) dan monosit (3 -
8 %).
Neutrofil dan monosit melindungi tubuh
dengan cara melakukan endositosis terhadap partikel asing yang masuk ke dalam
tubuh. Jumlah eusinofil akan meningkat jika tubuh mengidap cacing-cacing
parasit. Basofil berperan dalam reaksi alergi dengan membentuk sel mast.
Sedangkan, limfosit berperan dalam pembentukan antibodi.
Semua sel-sel darah putih dibuat dalam
sumsum tulang dan kelenjar limfa. Jumlah sel darah putih di dalam tubuh
kira-kira 5.000 - 10.000 sel setiap mm³ darah. Jika terjadi infeksi, jumlah
leukosit di dalam tubuh bisa meningkat mencapai 30.000. Jumlah leukosit yang
melebihi jumlah normal ini disebut leukopeni. Sedangkan, jumlah leukosit yang
kurang dari jumlah normal disebut leukositosis.
Contoh keadaan jumlah leukosit menjadi
lebih besar dari normal adalah leukimia atau kanker darah. Leukosit yang sangat
banyak ini mengakibatkan fagositosis terhadap sel darah merah oleh sel darah
putih.
3)
Keping-keping darah (trombosit)
Keping-keping darah adalah fragmen
sel-sel yang dihasilkan oleh sel-sel besar (megakariosit) dalam sum-sum tulang.
Trombosit berbentuk seperti cakera atau lonjong dan berukuran 2 μm.
Keping-keping darah mempunyai umur hanya 8 - 10 hari. Secara normal dalam
setiap mm³ darah terdapat 150.000 - 400.000 keping-keping darah. Trombosit
memiliki peranan dalam pembekuan darah.
b. Plasma darah
Plasma darah ialah cairan berwarna
kekuning-kuningan dan terdapat sel-sel darah. Komponen terbesar dari plasma darah
adalah air. Dalam plasma darah terlarut molekul-molekul dan ion-ion yang
beraneka ragam. Molekul-molekul ini meliputi glukosa yang bekerja sebagai
sumber utama energi untuk sel-sel dan asam amino. Selain molekul makanan, juga
terdapat sisa metabolisme sel. Vitamin-vitamin dan hormon juga terdapat dalam
plasma darah. Sejumlah ion, misalnya Na+ dan Cl– terdapat dalam plasma darah.
Kira-kira 7 % plasma terdiri atas molekul-molekul protein, seperti fibrinogen
yang esensial untuk proses pembekuan darah.
Golongan dan Transfusi Darah
Darah manusia dapat digolongkan
berdasarkan komposisi aglutinogen dan aglutininnya. Antigen adalah suatu jenis
protein yang mampu merangsang pembentukan antibodi. Penggolongan ini sangat
bermanfaat untuk transfusi darah. Untuk lebih memahami, mari ikuti uraian
tentang golongan darah dan transfusi darah berikut ini.
a. Golongan darah
Golongan darah pada manusia dapat
dibedakan menjadi empat golongan berdasarkan ada atau tidak adanya antigen
(aglutinogen) dan antibodi (aglutinin). Orang yang bergolongan darah A, pada
membran sel darah merah mengandung antigen atau aglutinogen A. Sementara,
plasma darahnya mengandung aglutinin β (antibodi β). Orang yang bergolongan
darah B, pada membran sel darah merah mengandung aglutinogen B, sementara
plasma darahnya mengandung aglutinin α (antibodi α).
Orang yang bergolongan
darah AB, pada membran sel darah merah mengandung aglutinogen A dan B, sementara
plasma darahnya tidak mengandung antibodi α dan β. Sedangkan, orang yang
bergolongan darah O, pada membran sel darah merah tidak memiliki aglutinogen A
dan B, sementara plasma darahnya mengandung aglutinin α dan β. Untuk lebih
memahami, mari perhatikan Tabel di bawah ini.
|
Aglutinogen |
Aglutinin | |
A | A | A | |
B | B | B | |
AB | AB | - | |
O | - | α dan β |
b. Transfusi darah
Transfusi darah adalah pemberian darah
dari seseorang kepada orang yang memerlukan. Orang yang memberi darah disebut
donor, sedangkan orang yang menerima darah disebut resipien. Dalam transfusi
darah, donor harus memperhatikan jenis aglutinogen (antigen) yang
dimilikinya.
Sedangkan, pada resipien yang perlu
diperhatikan adalah aglutininnya (antibodi). Jika antigen A (aglutinogen A) bertemu
dengan antibodi α (aglutinin α), maka darah akan menggumpal atau membeku.
Begitu pula sebaliknya, jika antigen B (aglutinogen B) bertemu dengan antibodi
β (aglutinin β), maka darah juga akan menggumpal atau membeku.
Golongan darah O dapat menjadi donor bagi
semua golongan darah, karena golongan darah ini tidak memiliki aglutinogen A
maupun B sehingga tidak menyebabkan aglutinasi atau penggumpalan darah. Oleh
karena itu, golongan darah O disebut donor universal. Golongan darah O hanya
dapat menerima darah dari orang yang bergolongan darah O juga, dan tidak dapat
menerima darah dari golongan darah yang lainnya karena golongan darah O
memiliki antibodi α dan β.
Golongan darah AB merupakan resipien universal,
karena dapat menerima darah dari golongan darah A, B, AB, maupun O. Hal ini
disebabkan karena golongan darah AB tidak mempunyai antibodi (aglutinin) α
maupun β, tetapi hanya memiliki antigen (aglutinogen) A dan B.
Selain golongan darah, ada faktor lain
yang menentukan dalam transfusi darah, yaitu suatu antigen yang dimiliki
manusia yang dinamakan rhesus. Rhesus negatif adalah darah yang di dalam
eritrositnya tidak mengandung antigen rhesus, tetapi dalam plasma darahnya
mampu membentuk antibodi atau aglutinin rhesus. Jika darah seseorang yang
bergolongan rhesus positif ditransfusikan ke golongan rhesus negatif, maka akan
terjadi penggumpalan walaupun golongan darahnya sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar